Rabu, 13 Februari 2013 0 droplet(s)

Untitled Yet (Fan Fiction)


     Siang ini begitu terik. Tasku pun terasa berat sekali. Memang baru beberapa hari ini aku masuk sekolah setelah libur lebaran. Akan tetapi, karena sekolahku ini sekolah yang cukup keras dalam hal pendidikan, jadi aku harus tabah dan mau tidak mau menjalaninya. Banyak belajar dan pulang sore untuk tambahan. Belum lagi ditambah les ini-itu agar pelajaranku tidak ketinggalan. Betapa monotonnya hidupku ini. 
     Akan tetapi, ada yang sedikit menghiburku. Ada seorang sunbae yang cukup menarik di sekolahku. Entahlah, aku merasa ada yang menarik darinya. Dia terlihat sangat cool. keren, dan terlihat sedikit misterius. Dan dia juga sepertinya baik. Ternyata sunbae tersebut satu ekstrakurikuler denganku! Yah, aku rasa itu hanya kebetulan saja. Toh, banyak juga sunbae lain yang ikut ekstrakurikuler itu.
     Aku mengingat-ingat saat pertama kali kami bertemu. Waktu itu ekskul kami mengadakan kumpul bersama di lapangan tengah sekolah kami dalam rangka pertemuan pertama ekstrakurikuler kami.

     Aku melihatnya sedang berdiam diri cukup jauh dan seolah-olah merenung di bawah pohon. Entah mengapa, ada sesuatu yang mendorongku untuk selalu melihatnya dan memperhatikan segala gerak-geriknya. Ia memegang daun, mengamatinya, memainkannya, lalu membuangnya. Dia kemudian berjalan ke arah pohon lain, melakukan hal yang sama. Cukup kekanak-kanakan memang. Tapi, siapa peduli? Mungkin dia memiliki dunianya sendiri. Tiba-tiba sunbae lain memanggilnya. Kudengar ia dipanggil "Cho Kyu". Kemudian ia berjalan ke arah kami (hoobaedeul nya). Ia bertanya "Di sini?" Sunbae yang memanggilnya mengangguk. "Baiklah. Annyeong haseyo. Cho Kyuhyun imnida. Bangaptaa" katanya sambil tersenyum. Senyumnya itu.. Mematikan!! Senyumnya manis sekali! Saat itu juga rasanya aku ingin keluar dan berteriak.
     
     "Tiiiiinn!!!" "Hiyaaaaa!". Hampir saja aku tertabrak. Apa yang kupikirkan tadi? Apakah aku baru saja memikirkan Cho Kyu sunbae? "Omona!!!! Andwae!!!" rutukku dalam hati. Bagaimana bisa aku mulai memikirkannya? Bukankah aku sudah dipercaya teman-temanku yang menyukai Cho Kyu sunbae terlebih dahulu? Bagaimana mungkin aku mengkhianati mereka? Ya, memang. Cho Kyu sunbae memang namja yang sangat populer. Dalam sekejap, banyak teman-temanku yang berkata padaku bahwa mereka menyukai sunbae itu. Ada juga beberapa orang, yang tak perlu mengatakannya pun, aku sudah tahu bahwa mereka menyukai sunbae itu. Aku memang takut untuk memperlihatkan rasa sukaku ini. Mengapa? Karena aku takut kejadiannya akan sama sewaktu aku menyukai Kris.
     "Aaah! Bus nya datang juga" seruku girang. Aku seperti forever alone, ya? Haha. Sepertinya begitu jika sudah pulang sekolah. Menunggu bus sendiri, membayangkan hal-hal aneh, dan lain sebagainya. Sebenarnya aku memiliki teman untuk naik bus. Tapi, aku sering menyuruhnya untuk pulang duluan, karena aku masih betah di sekolah, yang padahal sebenarnya tidak ada kegiatan lain selain memandang orang yang berlalu-lalang di halaman sekolah.  
     Setelah memosisikan diri di tempat duduk yang dekat jendela dan memastikan tidak ada perokok di sekitarku, aku mulai melihat menerawang keluar jendela sembari memikirkan Kris. Ya, Kris. Namja itu dulunya teman satu SMP ku. Semenjak kelas 8 aku menyukainya. Padahal awalnya aku benci, bahkan SANGAT BENCI padanya. Mungkin itu karma. Awalnya awkward, kemudian kami membaik, kami sempat dekat, lalu.. awal semester 2 kami saling menjauh. Dan pada akhirnya, sewaktu kami lulus, kami dalam keadaan saling memendam perasaan benci. Aku berakhir tersakiti olehnya. 
Semuanya dimulai saat ia menjalin hubungan dengan sahabatku sendiri, Sulli. Akan tetapi, hubungan itu tidak berlangsung lama. Tidak sampai satu bulan, mereka putus. Tak bisa kupungkiri, aku merasa cukup senang, tapi juga sedih karena Sulli sangat sedih setelah itu. Aku pun memutuskan untuk menghibur Sulli, daripada memikirkan Kris. Dan kurasa itulah yang membuatku saling membenci dengan Kris.
     Aku tidak ingin hubunganku dengan Cho Kyu sunbae berakhir seperti hubunganku dengan Kris. Maka, aku berusaha untuk tidak memiliki perasaan lain selain perasaan sebagai teman dan hoobaenya. Bagiku susah untuk  melakukannya. Ayolah, siapa yang tidak menyukai seorang namja setampan Cho Kyu sunbae? Dia sangat menarik. Terutama sewaktu dia mengerjai sunbae lain saat kumpul ekstrakurikuler. Dia sangat lucu. Dia tidak seperti remaja SMA pada umumnya. Dia spesial. 
     "Aaa...khirnya sampai juga di rumah. Aku mau tidur ah" Ucapku sambil berjalan memasuki rumah dan langsung menuju kamarku.

       "Baik anak-anak. Sekarang, kertas yang sudah diberikan kepada kalian, dikerjakan untuk latihan di rumah. Soal tersebut ada 30 soal, kalian cukup mengerjakan nomor 2,4,6, dan 8, karena yang sudah saya ajarkan baru materi itu. Tapi, jika ada yang ingin mengerjakan yang lain, silahkan saja.." jelas guru matematikaku di depan kelas. "Aiisshh!! Soalnya susah sekali! Sepertinya aku akan tanya pada kakakku saja." ujar salah seorang temanku. "Aigooo.. betapa.. betapa.. oh, betapa sangat mudahnya soal ini. Anak bayi pun bisa mengerjakannya" sindir temanku yang berada tak jauh dariku. Banyak teman-temanku yang mengeluh. Tak terkecuali aku. Soal itu memang benar-benar seperti soal olimpiade. Tak heran juga, karena guru matematikaku ini salah satu guru pembimbing olimpiade di sekolahku. Yah, takdir.
     "Seo In ah. Kamu nanti ikut kumpul ekstra kan?" tanya seseorang dari belakangku saat aku masih mengamati soal matematika itu sambil memikirkan bagaimana aku menyelesaikannya. Ternyata itu Krystal. "Iya dong. Kan sebentar lagi akan ada event penting dan super besar. Emm, di mana? Pulang sekolah?" ucapku. "Di kelas X4. Iyalah, habis pulang sekolah. Apa mungkin jika sewaktu jam pelajaran? Kau ini.. ish" jawab Krystal sedikit kesal yang akhirnya membuatku tersenyum lebar dan berkata "Hehehe. Mianhae Krystal Jung"
     "Kriiing.." bel tanda berakhirnya jam pelajaran pada hari itu pun berbunyi. "Miss, sudah bel" ucap salah satu temanku kepada guru bahasa Inggris kami. Dan setelah berdoa untuk pulang, kami membubarkan diri masing-masing. Aku, Krystal, Sooyoung, Sunny, dan Taemin, langsung menuju ke kelas X4 untuk kumpul ekstra. Ekstra kami sebenarnya seperti klub pecinta British begitu. Dan kebetulan, kami berlima menyukai negara British, musik-musik British, dan terutama British accent orang di sana. Jadi, kami memutuskan untuk ikut ekstra ini.
     "Excuse me..Annyeong haseyo.." ucap kami serempak saat tiba di kelas itu. Ternyata sudah cukup ramai. "Yes, come in. Here.. " seorang sunbae mempersilahkan kami. "There are two 'aliens' who are dropped here. So, today we will spend this time by investigating them and sharing a story!!" ucap ketua klub ini sambil menunjuk dua orang baru di klub ini. Jadi, hari ini akan dihabiskan untuk mewawancarai dua 'alien' yang baru saja mendarat di klub ini, serta berbagi cerita. 
     "Hahaha.. aku tidak seperti itu. Malahan, temanku yang lebih ahli dalam hal itu.. Haha" kudengar suara seseorang di belakangku. Ketika kutengok, ternyata ia adalah Cho Kyu sunbae. Ia berbincang-bincang dengan teman-temannya yang tergabung dalam suatu bagian yang membicarakan British accent. Dan sedetik kemudian, aku teringat dengan artikel di blog Cho Kyu sunbae. Di artikel tersebut, Cho Kyu sunbae menulis bahwa ia pintar matematika, dan aku pun memiliki ide gila untuk bertanya padanya. 
     Sambil menunggu dia selesai bicara dengan teman-temannya, aku memikirkan cara meminta bantuannya. Aku cukup takut, karena aku sering nervous kalau berbicara dengan lelaki yang belum terlalu kenal. Apalagi lelaki itu orang cukup menarik perhatianku. "Aaaa.." jeritku dalam hati. Setelah menyiapkan mental, aku memanggil Cho Kyu sunbae. "Cho Kyu sunbae, apa kau mau membantuku mengerjakan ini?" tanyaku padanya sambil menunjukkan kertas berisi soal-soal matematika yang diberikan guruku tadi pagi. "Soalnya kudengar Cho Kyu sunbae pintar dalam matematika dan bahkan pernah menjuarai salah satu olimpiadenya. Jadi, kurasa Cho Kyu sunbae pasti bisa membantuku. Ya kan?" ucapku panjang lebar sambil mencoba untuk tidak salah tingkah. "Ummm.. hehe. Mana? Coba kulihat." ujarnya. "Emm, sunbae cukup mengerjakan yang aku lingkari saja kok." kataku. "Oh ya ya ya. Apakah ada kertas, pensil dan buku catatanmu? Aku sedikit lupa tentang materi ini." katanya. "Oh.. emm.. ini" ucapku sambil memberikan beberapa lembar kertas HVS, pensil, dan buku catatanku. 
     Cho Kyu sunbae sangat serius mengerjakan soal itu. Sampai-sampai sunbae lain jadi penasaran dan ikut mengerjakan soal itu. Cho Kyu sunbae sedikit kebingungan. Aku pun menjadi sedikit bersalah padanya. Kasihan dia. Ia terus saja mengerjakan. Mencoba soal demi soal. Akhirnya sebuah jawaban muncul. "Nah, ini untuk yang nomor 8" katanya tiba-tiba. Aku mengamati coretannya. Terlihat jelas jawabannya. Aku menyusuri langkah-langkahnya, dan itu membuatku bingung. Akhirnya aku bertanya "Bagaimana bisa seperti itu sunbae? Aku tak mengerti. Bisakah kau ulangi dengan cara yang lebih jelas sunbae? Kumohon. Jebal!!" kataku sambil memajang muka memelas. Dia pun mengerjakan kembali. Namun, saat pertengahan, ia jadi bingung sendiri. Tak menemukan jawabannya. Akhirnya, ia beralih ke soal yang lain lagi. 
     Menit demi menit berlalu dengan cepat. Saatnya kumpul ekstra ini dibubarkan. Cho Kyu sunbae terlihat masih berkutat dengan soal matematikaku. Sepertinya ia penasaran. Ia sampai tidak memedulikan anggota klub ini yang mulai meninggalkan ruangan. Aku menunggunya untuk keluar lebih dahulu. Karena tidak enak jika aku meninggalkannya. Akhirnya ia disuruh sunbae lain keluar. Kukira setelah ini, aku tak mendapat hasil apa-apa. Tapi ternyata sunbae satu ini masih tetap mengerjakannya di luar kelas. Duduk di lantai sambil tangannya memegang pensil dan sesekali membuka catatanku. 
     Namun, pada akhirnya dia berkata "Aaaarrrggghhhhh!! Aku menyerah. Mianhaeyo. Aku tidak bisa satu pun. Bagaimana jika kutanya temanku yang jauh lebih pintar matematika? Jadi, soal ini kubawa saja. Lalu kukembalikan minggu depan. Okay?" tawarnya. "Ahhh.. umm.. em.. bagaimana ya? Sebenarnya, minggu depan aku ada ulangan." jawabku jujur. "Lalu? Bagaimana?" tanyanya. "Hmm.. bagaimana kalau sunbae membawa soal itu dan mengembalikannya dua hari sebelum aku ulangan?" aku menawarkannya. "Yaaaa.. baiklah kalau begitu" jawabnya. "Ne. Gamsahamnida sunbae!!" ucapku sambil membungkukkan badan. "Ne" balasnya. Aku pun pulang dengan perasaan campur aduk. Senang, tidak enak, bahagia, takut. Tapi kurasa rasa senang lebih mendominasi.

Sabtu, 09 Februari 2013 0 droplet(s)

Konbawa~

Konbawa. Selamat malam :) Kapan terakhir kalinya aku ngepost di blog ini? Aku lupa. Pokoknya seingetku postingan terakhir isinya cerpen. Cerpen itu asli buatanku lho! (walaupun ada tambahan dari mbakku) Tapi, overall yang buat itu aku. Titik. Hahaha. 
Sudahi mengenai cerpen itu. Lagian, cerpen itu masih banyak typo sana sini ternyata -_-v Masih banyak yang perlu direvisi. Harap maklum laah, aku masih amatir dalam bidang tulis-menulis, padahal aku udah punya blog selama lebih dari dua tahun ._. dan kemampuan menulisku seperti stagnan. Teteeep aja dari hari ke hari. Kurang kritik kali ye? Mungkin :/ Nggak banyak sih yang mau baca blog ku. Kan blog ku nggak penting. Nggak menarik. Nggak nyenengin. Bikin mata pegel kalau baca postingan panjang. Pokoknya nggak apa itu namanya.. yang ada di pelajaran TIK SMP.. Nah, Ergonomis! Blog ini bener-bener nggak ergonomis. Belum lagi ditambah ada beberapa postingan yang masih pakai bahasa 4lAy -_- Eh, tapi nggak huruf gede-kecil lho ya. Aku nggak separah itu. Tapi, juga termasuk parah sih :p hahaha.
Aku kali ini sebenernya pengen share cerita banyak banget. Mulai dari mana ya? Entahlah. Mungkin semau jariku yang terus menari di atas keyboard ini. Lalalaa. Mengikuti alunan lagu di kepalaku yang nggak tahu pemutar musiknya di mana, soalnya sebenernya aku lagi nggak nyetel musik (jadi, semacam ada lagu muter sendiri di kepala gitu). Aku pas ini lagi hampa. Bener-bener hampa. Kosong. Aku lagi dalam kekosongan. Kekosongan yang penuh. Kosong kok penuh? Entahlah. Aku juga bingung. Pokoknya aku ngerasa kosong. Tapi pikiranku penuh. Intinya gitu. Aku nggak sanggup mikirin apa yang bikin perasaanku kosong. Yang jelas sekarang, aku lagi nggak niat ngapa-ngapain. Yaa, mungkin cuma niat satu. Nulis di blog ini. Soalnya aku nggak punya tempat lain yang bisa dipakai buat curhat. Aku ngerasa blog ini kayak diary ku. Nggak sepenuhnya diary sih, soalnya aku trauma akan masa lalu yang berhubungan dengan blog dan curhat. Stop! Itu masa lalu. Biarin lewat aja. Sekarang, hadapi masa kini dan mendatang! Chayoo!
Tapi.... walaupun aku ngemotivasi diriku sendiri kayak gitu, aku tetep ngerasa ada bagian diriku yang hilang. Aku nggak tahu itu apa. Yang jelas, kayak yang aku bilang tadi, aku ngerasa kosong tapi penuh. Aku pengen cerita ke sahabat, jauh semua. Cerita ke keluarga, keluarga aja baru ada masalah, masa mau nambahi masalah? Satu-satunya pelampiasan ya di blog ini. Aku nggak peduli lagi siapa aja yang baca dan celaan apa yang bakal aku dapetin setelah aku mencet tombol oranye yang tulisannya "Publikasikan" nanti. Pokoknya aku mau nulis nulis dan nulis. AMAIC. As Much As I Can. Aku pengen ngeluapin semuanya. Mending aku luapin dalam bentuk tulisan di sini kan daripada aku luapin dalam bentuk tangisan di bantal? Atau dalam bentuk luapan emosi yang berkobar (wuiiiss)? Yaudah. Aku mulai (berarti tadi masih semacam basa-basi ya? Huahaha. Maaf)
Aku mulai cerita dari kakak kelas yang di ekskul itu aja ya? Hahaha. Mulainya dari yang seneng-seneng dulu aja. Biar pas part sedihnya nanti dapet suasananya. Haha. Ceritanya, kakak kelas itu punya blog (aku udah cerita belum sih?). Intinya, dia itu satu-satunya cowok yang aku tahu, rajin banget ngupdate blog punyanya. Bahkan jauh lebih update an blognya daripada akun fb ataupun twitternya! Dan itu salah satu caraku buat stalking dia. Hehehe. Seenggaknya aku punya kerjaan di waktu luang gitu. Aku juga hobi blogwalking kok. Jadi, nggak ada salahnya dong buka-buka blognya dia. Lagian, isi blognya asik kok. Dia (kayak) punya kepribadian ganda. Jadi, kalau salah satu kepribadiannya down, diganti sama kepribadian yang lain. Aku tahu itu semua, ya dari blognya. Selain itu, blognya isinya galauannya dia (aku paling nggak suka itu!). Dia galauin seseorang. Perempuan pastinya. Aku awalnya udah nebak siapa orangnya. Dan ternyata beneran itu orangnya (dia buat pengakuan pada akhirnya). Ada juga postingannya dia yang bikin aku (agak) marah. Soalnya ada kata-kata di postingan itu yang di-capslock dan isinya marah-marah. Intinya dia bilang kalau dia malah benci orang yang nyemangatin dia dalam hal "suka-menyukai". Kenapa aku marah? Soalnya aku nggak pernah ngerasain gimana rasanya disukain. Bahkan disukai sama temenku sendiri. Aku selama ini ngerasa jadi orang yang merupakan pilihan terakhir, bukan pilihan yang utama. Aku sering ngerasa terbuang. Jadi, intinya aku iri sama kakak kelas itu, karena dia punya banyak fans yang nyemangatin dia. Sedangkan aku? Yang ngefans sama aku aja nggak ada. Jangankan ngefans, yang betah sama aku aja nggak ada. Kecuali keluarga tentunya. Selain itu, aku ngerasa marah soalnya kakak kelas itu kayak nggak mensyukuri banget gitu lho. Dia dikasih semangat, bukannya memperjuangin rasa sukanya, tapi malah galau terus. Yaa, di dunia nyata emang nggak begitu kelihatan sih kalau galau, tapi di blognya itu lhoo. Galaunya kelihatan pakai banget! Udah gitu, malah marah pas disemangatin. Hadeh.. Udahlah, tentang masalah kakak kelas itu. Toh sekarang, blognya udah dihapus. Alasannya? Aku juga kurang tahu. Pokoknya setelah event ekskul kita, dia ngehapus blognya. Sekian.
Masalah kedua, nilai. Huwaaa. Nilaiku turun :( Itu salahku. Aku tahu aku emang salah. Gimana bisa dapet kursi di mapel kesukaan pas mid semester? Padahal aku ngerasa cukup bisa ngerjain test itu! Huhuhuhu.. Aku sedih. Rankingku juga turun. Nggak usah dishare jadi ranking berapa. Intinya turun jauh. Dari situ, aku jadi takut dilarang ikut ekskul. Aku juga takut kalau dilarang megang hape. Aku juga takut dilarang ini-itu. Pokoknya dari situ, aku jadi serba-takut. Mood ku merosot jatuh. Dan u know what, nggak ada yang mau megangin aku waktu aku merosot jatuh. Jadinya, terjun bebas deh. Hm. Sebenernya, kalau boleh jujur, aku butuh pelukan. Pelukan menenangkan. Kayak yang dideskripsiin di novel-novel itu. Aku pengen itu. Aku pengen ada yang peduli sama aku. Aku pengen ada yang merhatiin aku. Aku cukup ngenes selama ini. Aku naikin mood ku sendiri. Aku jadiin sesuatu yang nggak penting jadi mood booster. Intinya aku cukup nelangsa. Aku terlalu sering jatuh. Ditindas. Diinjak-injak (Oke, ini mulai berlebihan!). Dan nggak ada orang lain yang nawarin pundaknya buat aku nangis. Nggak ada yang peka. Huhu. Tapi nggak papa. Aku udah kebal. Sekarang nggak usah khawatir. Aku bisa berdiri sendiri. Aku bisa berdiri lagi setelah jatuh terjerembap. Aku bisa mendaki lagi! Mungkin emang nggak secepet dulu, tapi aku masih bisa. Aku udah kebal! Semangat! Ganbatte!
Selanjutnya, ada masalah lagi. Kalau yang ini, mulai munculnya baru kemarin. Masalah keluarga. Bagiku, ini merupakan suatu hal yang tabu untuk dishare. Tapi, hati kecilku bilang kalau aku harus ngeshare. Waktu aku ngetik ini aja, aku masih bimbang antara ngeshare atau nggak. Makanya aku panjang-panjangin tulisan ini, sembari aku mikir perlu nggak nya ngeshare masalah keluarga di sini. Kayaknya sih, nggak usah aja ya? Soalnya ini masalah keluarga. Aku juga mendadak inget tentang rambu-rambu curhat yang pernah aku baca waktu SD di majalah anak-anak. Rambu nomor satu adalah jangan sembarangan cerita mengenai masalah keluargamu, atau kamu akan tahu sendiri akibatnya. Bisa berupa dikucilkan, diolok-olok, dicela, bahkan dianggap bahwa masalah itu merupakan aib keluarga yang sudah diumbar. Hayolooo.. padahal salah satu kewajiban seorang anak adalah menjaga nama baik keluarga. Aku nggak mau dong sampai dikira ngumbar aib keluarga, walaupun aku tahu itu sebenernya bukan merupakan aib. Jujur, sebenernya aku tahunya masih samar-samar mengenai masalah keluarga ini. Bukannya nggak ada kejelasan atau gimana, tapi lebih ke akunya yang nggak mau nyari tahu kejelasan. Aku belum siap. Mentalku masih down gara-gara nilai. Aku masih di ujung tanduk. Aku masih belum siap buat nerima segala kemungkinan terburuk. Itu salah satu kejelekanku. Takut akan risiko yang akan diterima. Sebenernya bukannya takut. Cuma belum siap sama kemungkinan terburuk. Aku sering mikir negatif dan entah gimana ceritanya pikiran negatif itu malah seringnya jadi kenyataan. Dan aku nggak pengen itu terjadi untuk masalah ini. Titik.
Berikutnya, EXO's comeback is postponed -_- cukup jelas. Kabar-kabarnya sih gara-gara Kris ngilang. Aku nggak tahu itu hoax apa bukan. Masa sih pacarku ngilang? Orang jelas-jelas sekarang lagi malem mingguan sama aku di sini (?) (Perhatian. Tolong diabaikan. Merupakan pelampiasan emosi seorang fangirl!) Hahaha. Intinya comebacknya EXO ditunda (lagi). Nggak tahu bakal sampai kapan -_- Bisa aja nunggu sampai umurnya EXO genap 1 tahun? Mungkin aja kan? Yah, itu urusan pihak perusahaan. Sini cuma bisa nerima apa yang bakal terjadi. 
Sekian masalah-masalah dari saya. Sepertinya itu sudah terlalu banyak. Dan saya yakin bagi Anda yang sudah membacanya pasti mata Anda sekarang perlu untuk berkedip. Kasihan mata Anda. Cepat ambil tetes mata agar tidak iritasi. Terimakasih sudah merelakan waktu Anda untuk membaca semua ini (emang ada yang mau?). Sekian dan terimakasih banyak (lagi). Konbawa~

 
;